Rabu, 18 September 2013

PEMEROLEHAN PENGETAHUAN DAN MODUS BELAJAR ANAK


Oleh: Elis Komalasari

A.    Pengetahuan
Perkembangan bahasa anak sangat erat kaitan dengan perkembangan kognitif.  Melalui proses kognitif, anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa dengan beragam cara. Berkaitan dengan pengetahuan, pengetahuan terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1.      Declarative knowledge, yaitu pengetahuan yang diperoleh anak dirumuskan dalam bahasa.
2.      Procedural knowledge, yaitu pengetahuan yang menuntut kemampuan untuk meringkas materi, dan atau keterampilan.
3.      Conditional knowledge, yaitu pengetahuan mengenai kasus.
Sementara itu, Piaget (1975) mengemukakan bahwa anak-anak membangun pengetahuannya dengan didasarkan pada 3 jenis, yaitu:
1.      Physical Knowledge
Pengetahuan jenis pertama adalah pengetahuan fisik.  Dalam jenis pengetahuan ini, anak-anak mengumpulkan informasi melalui observasi lingkungan sekitar. Anak mulai mengumpulkan informasi selama masa bayi, mengembangkan pemahaman emosi dengan membaca ekspresi orang lain, dan belajar akademik dasar melalui bermain dengan menggunakan alat-alat permainan.
Anak-anak mengembangkan pengetahuan mereka yang menuntut kemampuan, tipe pengetahuan ini mengumpulkan cara-cara untuk anak belajar sesuatu yang baru dan membangun pemahaman.
2.      Logical-Matematical Knowledge
Logical-matematical knowledge merupakan pengetahuan bahwa benda-benda memiliki hubungan. Jenis ini berbeda dengan tipe pengetahuan fisik yang memperoleh pengetahun melalui observasi, namun jenis pengetahuan ini didapatkan melalui proses mental informasi yang anak dapatkan melalui observasi.
Jenis pengetahuan logical-matematical bersifat lebih abstrak dibanding pengetahuan fisik. Jenis pengetahuan ini menuntut anak untuk menyalurkan pengetahuan dari hal-hal yang anak amati dan anak menjelaskan segala hal yang mereka.
Selain hal di atas, pengetahuan logical mathematical memberikan anak kemampuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Pada tahapan pengetahuan ini, anak-anak belajar memperoleh pengetahuan dari segala sesuatu yang mereka amati dan memikirkan jawaban untuk menjelaskan hal-hal yang mereka.
3.      Social Knowledge
Social knowledge merupakan jenis pengetahuan tingkat akhir dan paling kompleks yang anak-anak peroleh. Pengetahuan ini diperoleh melalui interaksi sosial dan bergantung pada sebuah pemahaman mengenai cara-cara setiap individu dalam berkomunikasi dan membentuk makna. Karena jenis pengetahuan ini membutuhkan pemahaman yang kompleks mengenai emosi manusia dan keadaan sosial, maka jenis pengetahuan ini menjadi pengetahuan tingkat akhir yang diperoleh oleh anak.

B.     Modus Belajar
Pengetahuan dan belajar merupakan bagian dari perkembangan kognitif. Bruner pada tahun 1966 meneliti tentang perkembangan kognitif anak-anak dan menghasilkan tiga modus belajar. Modus belajar adalah cara-cara dimana informasi dan pengetahuan disimpan dan dikodekan dalam memori. Berikut 3 modus belajar anak menurut Bruner :
1.      Enactive (didasarkan pada tindakan)
Modus belajar ini dialami oleh anak usia 0-1 tahun. Modus belajar ini melibatkan pengkodean informasi yang didasarkan pada tindakan. Dalam tahapan enactive, anak-anak belajar melalui melakukan sesuatu dengan benda.  Anak-anak akan bertanya pada dirinya sendiri maupun orang lain mengenai apa yang dapat ia lakukan dengan sebuah benda.
Selain itu, dalam tahapan ini anak-anak bermain dengan benda. Contoh dari modus belajar enactive adalah ketika bayi menggerakan otot-otot mereka, bayi akan mengingat cara menggoyangkan sebuah mainan.
2.      Iconic (didasarkan pada gambar)
Tahapan representasi iconic berada pada usia 1-6 tahun. Pada tahapan ini, anak-anak memperoleh gambaran mental melalui kegiatan bermain dengan benda. Anak-anak memperoleh informasi dan menyimpannya secara visual dalam bentuk gambar (gambaran mental yang diperoleh setelah melihat benda).  Pada tahapan ini, ketika anak belajar tentang subjek baru, anak akan sangat terbantu oleh pemberian ilustrasi atau diagram untuk menggabungkan informasi verbal.
3.      Simbolic (didasarkan pada bahasa)
Tahapan simbolic berkisar pada usia 7 tahun ke atas. Pada tahapan simbolik, anak-anak menyimpan informasi dalam bentuk kode atau simbol bahasa. Tahapan ini merupakan bentuk representasi yang paling mudah diadaptasikan dimana tindakan dan gambar-gambar memiliki hubungan yang sesuai dengan apa yang direpresentasikan. Anak-anak menyampaikan beragam hal melalui bahasa. Dalam hal ini, anak-anak sudah memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu dapat dibicarakan melalui bahasa.