JOURNEY

Bermain Ke Sekolah Alam Bandung


1.      Profil Sekolah Alam Bandung
Sekolah Alam Bandung merupakan salah satu sekolah yang menggabungkan konsep belajar teoritis di kelas dengan petualangan dan eksplorasi di alam. Terletak di lereng bukit dago tepatnya di Jalan Cikalapa II No.4 Tanggulan Dago Pojok-Bandung. Sekolah Alam Bandung menyajikan suasana alam yang sejuk dengan udara segar dan jauh dari hingar bingar kota, suara kendaraan dan bebas polusi sesuai dengan prinsipnya: Back to Nature.
Sekolah Alam Bandung dalam proses pembelajarannya menekankan proses pembelajaran anak yang “active” dan “fun” dalam berkreasi di lingkungan sekolah yang alami. Anak dapat menikmati waktu sekolah mereka sehingga pengembangan nilai kreativitas dan kemampuan dirinya menjadi lebih efektif dengan bimbingan guru-guru yang kompeten, berdedikasi tinggi dengan beragam keahlian di bidangnya.
Landasan filosofis sekolah ini adalah bahwa dengan mendekatkan anak dengan alam akan terbentuk karakter anak yang berjiwa pemimpin, berani, berakhlaq dan  menguasai falsafah ilmu sehingga diharapkan dapat terbentuk peradaban baru. Terdapat 3 pilar pokok yang menjadi acuan kurikulum yang digunakan yaitu :
  • a.       “Akhlaqul Karimah” (sikap hidup), menuntun anak didik pada keimanan, ibadah, perilaku, serta sikap interaksi dengan manusia dan alam sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
  • b.   Falsafah Ilmu pengetahuan dan sikap ilmiah yang berdasarkan integrasi iman dan ilmu, pendidikan bahasa, sains, daya pikir, daya kreasi dan seni.
  • c.       “Leadership” (kepemimpinan), kemampuan mengelola kehidupan secara harmonis dan bijaksana.

Sementara itu, ruang kelas di Sekolah Alam Bandung berupa saung-saung kayu yang bertingkat. Di bagian depan terdapat ruang perpustakaan yang dibawahnya terdapat ruang TU. Setiap saung dengan diberi nama pulau-pulau di Indonesia. Adapun beragam fasilitas permainan yang kental dengan nuansa alam, diantaranya: sirkuit berkuda, playground, flying fox, danau buatan, wahana bermain di sungai, teater mini, lapangan olahraga, arena hiking, area pesawahan dan kandang binatang.


Gambar I
Kelas Saung Sekolah Alam Bandung

2.      Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Sekolah Alam Bandung
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap kepala sekolah, guru, staf, diketahui bahwa Sekolah Alam Bandung (SAB) tidak secara eksplisit menetapkan pembelajaran yang berdasarkan pada pengembangan kecerdasan majemuk anak. Untuk jenjang Taman Kanak-Kanak, Sekolah Alam Bandung berupaya untuk mengembangkan kemampuan anak yang bersumber pada tiga hal, yaitu pembentukan akhlaqul kharimah, pengembangan falsafah ilmu dan pengembangan jiwa kepemimpinan.
Perencanaan kegiatan belajar mengacu pada tema yang telah disusun ketika awal tahun pembelajaran. Dalam perencanaan kegiatan berbasis tema, guru kelas merencanakan beragam aktivitas dan aktivitas-aktivitas tersebut melibatkan alam sebagai sarana belajar anak. Adapun penyusunan program pembelajaran memiliki tujuan untuk:
  • a.       Membina akhlaqul karimah pada anak
  • b.      Melatih keberanian anak dalam mengungkapkan pendapat dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar
  • c.       Mempunyai sikap peduli terhadap alam
  • d.      Melatih jiwa kepimpinan dan wirausaha pada anak
  • e.       Mengembangkan potensi-potensi yang anak miliki


Dalam merancang kegiatan, guru menggunakan alam sebagai sarana, media dan wahana belajar, contoh: penggunaan barang recycle, menanam tanaman, merawat tanaman, merawat binatang, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di TK SAB, sebagai berikut:
  • a.       Bermain bebas di alam

Anak memiliki kesempatan yang luas untuk bermain di alam dan mengeksplorasi wahana alam yang tersedia di sekitar mereka, seperti area pesawahan, area binatang, danau dan air terjun buatan, sungai dan wahana alam lainnya.
  • b.      Pembelajaran leadership dan wirausaha

Pembelajaran leadership bertujuan untuk melatih jiwa kepemimpinan pada anak-anak sesuai dengan potensi yang anak miliki, selain itu anak-anak juga belajar berwirausaha, seperti menjual hasil karya mereka.
  • c.       Outbond

Kegiatan outbond terdiri dari dua jenis, yaitu yang bersifat high impact dan low impact. Kegiatan high impact diantaranya adalah tracking, flying fox, naik perahu dan berkuda. Sedangkan kegiatan low impact seperti mendorong ban, mencari harta karun, dan sebagainya.


 Gambar 3.
Lokasi tracking ke pegunungan

  • d.      Field trip

Kegiatan field trip biasanya dilakukan ke kebun binatang, mengunjungi pasar, mengunjungi dokter, dan kunjungan lainnya yang berkaitan dengan tema pembelajaran.

1.      Pengembangan Kecerdasan Naturalistik di Sekolah Alam Bandung
Sebagai sebuah sekolah yang memfasilitasi anak dengan lingkungan alam yang begitu kental, Sekolah Alam Bandung diyakini dapat mengembangkan kecerdasan naturalistik anak. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya kecerdasan naturalistik merupakan sebuah kecerdasan yang melatih kepekaan terhadap segala sesuatu yang ada di alam, sebagaimana Howard Gardner (Wortham, 2006:55) menyatakan bahwa: “naturalist intelligence designates the human ability to descriminate among living things (plants, animals) as well as sensitivity to other features of the natural world (clouds, rock configurations)”.
Anak-anak di Sekolah Alam Bandung diberikan kebebasan untuk bermain dan mengeksplorasi wahana alam yang berada disekitar mereka, anak-anak dapat bermain di area pesawahan, area binatang, danau dan air terjun buatan dan sungai. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, guru juga merencanakan kegiatan seperti kegiatan outbound dan field trip. Kegiatan outbond ada yang bersifat high impact dan low impact. Kegiatan high impact diantaranya adalah tracking, flying fox, naik perahu dan berkuda. Sedangkan kegiatan low impact seperti mendorong ban, mencari harta karun, dan sebagainya.  Sedangkan kegiatan field trip, anak-anak diajak untuk mengunjungi kebun binatang.
Program-program yang telah direncanakan guru di atas, walaupun tidak ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan naturalis secara eksplisit namun mengacu pada beragam pandangan dan teori, hal tersebut diyakini dapat mengembangkan kecerdasan naturalis. Mendukung pernyataan tersebut Yuliani & Bambang (2010:62) menyatakan bahwa stimulasi bagi pengembangan kecerdasan naturalis dapat dilakukan  dengan cara :
a.       Jalan-jalan di alam terbuka
b.      Berdiskusi mengenai apa yang terjadi di alam sekitar
c.       Membawa hewan peliharaan ke kelas, dan
d.      Kegiatan ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam sekitar.
Ke-empat kegiatan di atas merupakan kegiatan yang dapat dilihat dalam kegiatan keseharian di Sekolah Alam Bandung. Dukungan fasilitas alam memungkinkan anak-anak dan guru untuk melakukan keempat kegiatan tersebut. Areal alam perbukitan dan pesawahan  memberikan kesempatan yang luas pada anak-anak untuk dapat berjalan-jalan di alam terbuka, melakukan kegiatan tracking / jalan-jalan ke bukit, bermain di area pesawahan, sungai dan danau buatan  yang akan memberikan banyak pengetahuan dan penemuan-penemuan baru yang diperoleh oleh anak sendiri maupun dengan guru.
Selain itu, anak-anak juga dapat bermain dengan binatang yang ada di lingkungan sekitar mereka, contohnya: Ketika kegiatan belajar, seekor kucing masuk ke kelas anak-anak dan kucing tersebut dibiarkan untuk berada di sekitar mereka. Pada saat itu, anak-anak memperlakukan kucing dengan baik seolah-olah kucing adalah salah satu teman bermain mereka. Anak-anak dan guru ikut menjaga dan memelihara kucing, mereka tidak berusaha untuk menyakiti kucing. kepedulian terhadap binatang merupakan salah satu aspek dalam kecerdasan naturalis, sebagaimana Amstrong dalam Yuliani & Bambang (2010:62) berpendapat bahwa “kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora dan fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan kepekaan/ kepedulian terhadap lingkungan sekitar”.
Hal lain yang ditemukan di Sekolah Alam Bandung adalah anak-anak belajar menanam tanaman dan anak-anak harus merawat tanaman di pot mereka masing-masing, setiap hari mereka menyiram tanaman. Selain anak-anak memiliki tanaman yang harus dirawat, kondisi alam di lingkungan sekitar yang kaya akan pepohonan dan berbagai macam tumbuhan dan bunga, menjadikan anak-anak begitu dekat dengan berbagai macam tumbuhan.


 Gambar 4.
Kegiatan merawat tanaman

Aspek lainnya yang melatih kepekaan anak terhadap alam, ruang kelas yang berupa saung terbuka menghadirkan atmosfir yang berbeda dalam suasana pembelajaran. Anak-anak dapat menikmati pemandangan alam, merasakan secara langsung semilir angin, suhu udara yang panas dan dingin, menyaksikan hujan dan petir, dan fenomena alam lainnya.  Suasana dan kondisi alam yang begitu kuat melatih anak-anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar.
  
Dari beragam kegiatan bermain dan belajar anak-anak yang telah dipaparkan di atas, dengan didukung oleh beragam pandangan para ahli, pembelajaran di Sekolah Alam Bandung dapat mengembangkan kecerdasan naturalistik pada anak-anak, dimana anak-anak belajar mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar melalui kegiatan eksplorasi alam: bermain di alam bebas, belajar merawat tanaman dan menghargai binatang, serta belajar mengamati fenomena-fenomena alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar